Uncategories
Alasan Dahlan Iskan Main Sinetron
Alasan Dahlan Iskan Main Sinetron
Kenapa Dahlan Iskan main Sinetron? Ini kira-kira dasar pemikirannya :
Sebagai orang yang mencoba memahami dan mengikuti jalan pemikiran
Dahlan Iskan, saya sangat yakin jika dia gregetan menyayangkan
tersia-sianya potensi televisi Indonesia. Menurutnya, televisi Indonesia
belum mampu diharapkan menjadi obat penyembuh bagi berbagai penyakit
yang kita derita dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Alih-alih
menjadi penyembuh, televisi justru menjadi katalisator yang mempercepat
penyebaran penyakit, lihat saja berbagai acara yang menularkan
permusuhan, kejahatan, syak wasangka, kebodohan, dan keborosan. Paling
hebat, nonton televisi bisa membuat bangsa Indonesia terlarut melupakan
penyakit yang dideritanya layaknya pil penenang, tablet tidur, atau obat
pereda rasa sakit.
Pasti Dahlan Iskan sudah kebelet ingin
segera mengirim SMS ke seluruh Dirut BUMN yang isinya "Stop pasang iklan
di acara tivi yang tidak cerdas, tidak mendidik, tidak memberi panutan,
dan tidak beretika."
Namun Dahlan sadar perintah semacam itu
bukanlah solusi. Itu hanya akan mengundang polemik baru, argumentasi
kontradiktif dan adu wacana. Jikalau semua BUMN menuruti titah CEOnya,
toh pemasang iklan lain tidak akan terlalu memperdulikan apa maunya
Dahlan. Perusahaan swasta terlebih swasta asing, dengan senang hati akan
mengisi slot iklan kosong yang ditinggalkan BUMN-BUMN, akhirnya acara
yang tidak mencerdaskan dan menyembuhkan bangsa tersebut akan terus
diproduksi meracuni otak rakyat Indonesia.
Mungkin itu yang
menjadi dasar pemikiran sang Dahlan untuk mulai merangkul petinggi dunia
pertelevisian dan pesinetronan Indonesia. Tak kenal maka tak sayang.
Dahlan ingin pemain dunia televisi Indonesia mengenal gagasan dan
cita-citanya tentang pertelevisian yang cerdas dan mencerdaskan.
"Misalnya sinetron yang ceritanya tentang pemilik restoran, sinetron
itu kan bisa menerangkan bagaimana cara bisnis yang baik, bagimana
merumuskan strategy pemasaran yang tepat, bagaimana cara mendapatkan
kredit dengan bunga rendah, bagaimana cara memanfaatkan internet untuk
pengembangan usaha, memberikan resep makanan yang mudah, murah, enak,
tapi sehat. Tapi semua itu harus dibungkus rapih dalam jalinan cerita
yang bagus, agar tetap menghibur dan tidak menggurui, tidak akan masuk
kalau menggurui, penonton akan bosan." Begitu curcol seorang Dahlan
Iskan mengenai sinetron kepada seorang sahabatnya beberapa hari yang
lalu.
-----------------
Dahlan Iskan sangat sadar bahwa kualitas
acara tivi berperan penting terhadap kualitas kehidupan sebuah bangsa ,
apalagi bangsa Indonesia, yang tidak pernah benar-benar menjadi "bangsa
baca", walaupun sempat sebentar menjadi "bangsa radio" dan tiba-tiba
dipaksa menjadi "bangsa tivi".
Coba lihat India. Ketika
televisi India heboh memberitakan pemerkosaan massal, bukannya
berkurang, kasus perkosaan massal justru semakin marak di sana.
Bukan cuma di India, sitcom televisi "the Jeferson" yang ditayangkan di
Amerika terbukti dapat merangsang kebangkitan kaum afrika-amerika yang
mulai terinspirasi untuk berwirausaha akibat melihat seorang Mr.
Jeferson, tokoh utama dalam sitcom tersebut, yang mampu menjadi
pengusaha binatu sukses walaupun berpendidikan rendah dan dibesarkan
dalam keluarga miskin.
Kalau the Jeferson mampu membangkitkan
jiwa dan semangat wirausaha kaum kulit hitam, di tahun 80an "the
Huxtable" dapat membangkitkan rasa percaya diri kaum kulit hitam bahwa
mereka dapat dan mampu menjadi kaum intelektual yang terpelajar.
Di era milenium ini kaum kulit hitam semakin terpacu untuk berdiri
lebih tegak lagi dengan kehadiran "Oprah Show". Kesuksesan Oprah tidak
hanya memberi pengaruh bagi warga kulit hitam saja, warga kulit
putih-pun terpengaruh untuk semakin mengakui eksistensi warga kulit
hitam. Oprah yang awalnya dijuluki Ratu Talkshow, lambat tapi pasti
mampu diterima dan diakui sebagai "Ratunya Warga Amerika". Apabila orang
Amerika sudah bisa menerima Oprah yang berkulit hitam sebagai
"ratunya", maka Amerika pasti bisa menerima seorang kulit hitam menjadi
"rajanya". Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya seorang kulit hitam
sebagai pemimpin Amerika Serikat dua periode berturut-turut.
Masih banyak contoh nyata peranan televisi dalam kesembuhan atau
kematian sebuah kaum. Harus kita akui, saat ini televisi Indonesia belum
dapat diandalkan menjadi obat mujarab kesembuhan bangsa. Semoga
kehadiran Dahlan Iskan dalam dunia sinetron mampu menjadi titik balik
kebangkitan pertelevisian Indonesia.
--------------------
Kita
harus lebih banyak belajar mempercayai keajaiban seorang Dahlan Iskan.
Banyak sekali caci maki bertaburan ketika Dahlan muncul sebagai model
salah satu iklan produk jamu, namun kemudian hari terkuak bahwa Dahlan
bersedia menjadi model iklan tanpa dibayar, karena perusahaan jamu yang
diiklankan tersebut bersedia membeli jahe yang ditanam rakyat di
sela-sela pohon perkebunan BUMN. Luar biasa bukan?
EmoticonEmoticon