"Anda bunuh sayapun kalau hari ini harus dilaksanakan saya tidak bisa.
Anda bunuhpun silahkan bunuh. Saya tidak bisa. “
Pidato di Tengah Demonstran
Penampilannya masih seperti biasa. Kaca mata, kemeja putih dan celena
cream. Nampak Dahlan Iskan merangsek ke tengah-tengah demonstran.
Kerumunan demonstran yang layaknya orang kesurupan massal. Marah dan
berteriak-teriak tidak karuan.
Namun demikian. Dahlan Iskan tidak gentar. Dengan tenang naik ke mobil
komando demonstran. Berdiri dikelilingi koordinator aksi.
Nampak switer putih bergelantungan di tangan kirinya. Tangan kanannya
memegang mik yang sebelumnya digunakan demonstran. Ini terjadi
pertenganhan Nopember lalu. Di depan istana negara. Dengan lantang dan
lugas kemudian Dahlan Iskan bicara:
“Rekomendasi saya terima kemarin sore. Hari ini anda sudah demo. Luar biasa.” Demostran bertepuk tangan.
“Tentu hasil Panja tersebut akan kita laksanakan. Tetapi kan tidak mungkin hari ini.” Demonstran berteriak kecewa.
“Ada cara-caranya, ada prosedurnya, ada tahapannya dan itu yang akan kita laksanakan.”.
“Saya juga sudah meneliti. BUMN mana sih sebetulnya yang outsourcing nya itu jelek sekali.” Kembali demonstran bertriak-teriak.
“Tidak mungkin satu hari selesai. Tidak mungkin satu minggu selesai.
Anda bunuh sayapun kalau hari ini harus dilaksanakan saya tidak bisa.
Anda bunuhpun silahkan bunuh. Saya tidak bisa. “
“Karena
kemarin saya baru terima suratnya. Dan hari ini harus dibicarakan. Tidak
bisa anda paksa hari ini harus dilaksanakan. Ini menyangkut ribuan
orang. Tidak bisa langsung diselesaikan. Tidak masuk akal dan tidak
bisa. Itu yang bisa saya tegaskan. Terimakasih. “
“Mungkin ini
tidak memuaskan emosi saudara-saudara. Tapi saya harus mengatakan apa
yang harus saya katakan. Apapun resikonya. Saya harus katakan ini.”
Demikianlah kira-kira pidato Dahlan Iskan. Disampaikan di tengah-tengah
demonstran yang mengatas namakan dirinya GEBER BUMN. Menuntut tenaga
outsourcing yang bekerja di BUMN segera diangkat menjadi pegawai tetap.
Meski Dahlan Iskan sudah tegas menyatakan kebijakannya. Bahwa mereka
akan diangkat dengan prosedur dan dalam waktu tertentu. Demonstran tidak
mau tau. Mereka ingin secepatnya diangkat.
Pahlawan yang Dicaci
Oke. Mungkin karena mereka buruh. Tidak mau mengerti dan tidak mau
peduli akan prosedur. Terlalu galau memikirkan masa depan. Tapi yang
paling tidak masuk akal adalah para anggota dewan. Khususnya dari komisi
IX. Ikut-ikutan berteriak mengatakan Dahlan Iskan pembohong. Tidak mau
menjalankan rekomendasi Panja Outsourcing.
Dimana otak para
anggota dewan tersebut. Meneliti dan memproses puluhan ribu atau bahkan
ratusan ribu orang tidak mungkin hanya dalam satu minggu, satu bulan
bahkan mungkin satu tahun.
Kita bercermin dari Kemenpan RB.
Dalam kasusus yang hampir sama. Saat para honorer menuntut diangakat
menjadi PNS. 8 tahun tidak selesai. Sejak tahun 2005 sampai sekarang
belum tuntas.
Lalu di mana letak akal sehatnya jika Kementerian
BUMN sekarang dipaksa mengangkat tenaga outsourcing dalam waktu kilat.
Jangankan setahun. Baru sehari rekomendasi Panja Outsourcing sampai ke
tangan Dahlan Iskan. Besoknya Dahlan Iskan sudah didemo. Seolah-olah
tidak mau menjalankan rekomendasi Panja. Dan beberapa hari kemudian
anggota dewan ikut-ikutan mengatakan Dahlan Iskan pembohong.
Saya sendiri sangat salut dengan pernyataan tegas Dahlan Iskan. Bahwa
dalam mengangkat tenaga outsourcing menjadi pegawai tetap. Harus
dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Ceroboh sedikit saja. Masalah
besar akan muncul.
Pertama. Tidak semua BUMN mampu mengangkat
tenaga outsourcing menjadi pegawai tetap. Ini terkait kemampuan
perusahaan BUMN itu sendiri.
Boleh saja para politisi
mengatakan BUMN tidak harus berorientasi pada laba. Tapi apa yang bisa
dilakukan para politisi saat perusahaan bangkrut. Ini yang menimpa
12.000 karyawan PT. IPTN beberapa tahun yang lalu. PHK massal.
Begitu juga ribuan karyawan pada 15 perusahaan BUMN pada tahun 2011.
Saat Dahlan Iskan belum menjabat sebagai Menteri BUMN. Berbulan-bulan
bahkan ada yang sampai 7 tahun tidak menerima gaji. Seperti yang terjadi
pada karyawan PT IKI Makassar, PT Djakarta Lloyd, PT Kertas Leces, PT
Industri Sandang Nusantara, PT Dirgantara, PT Batan Tekno, PT Bona Bisma
Indra, PT Kertas Kraft Aceh, dan lain sebagainya. Ini yang ditakutkan
Dahlan Iskan.
Setelah Dahlan Iskan mengatasi masalah itu.
Sekarang anggota dewan tampil layaknya pahlawan. Berteriak-teriak sok
membela buruh dan mencaci Dahlan Iskan. Yang sebenarnya mereka tidak
peduli nasib buruh. Mereka hanya menunggangi buruh sebagai alat politik.
Kedua. Kita bercermin lagi pada kasus yang dihadapi Kemenpan RB.
Pengangkatan honorer menjadi PNS tidak bisa serampangan. Tidak
tanggung-tanggung. Kemenpan RB sampai menggandeng BPK untuk menelusuri
keabsahan para tenaga honorer tersebut. Karena saat pemerintah
mengeluarkan kebijakan. Akan mengangkat honorer menjadi PNS. Tiba-tiba
jumlah mereka membeludak tidak terkendali.
Semuanya memegang SK
dari kepala daerah atau kepala instansi. Asli. Tapi SK tersebut dibuat
belakangan. Terbukti. Setelah BPK turun memeriksa sampai menelusuri SPJ
gajinya. Ternyata mereka bukan honorer sebenarnya. Mereka diangkat
belakangan setelah keluar kebijakan pemerintah. Entah karena keluarga
pejabat. Atau mengeluarkan sogok untuk mendapatkan SK.
Hal ini
akan terjadi juga di perusahaan BUMN. Kalau pengangkatan outsourcing
tidak dilakukan dengan super hati-hati dan ketat. Siapa yang bisa
menjamin diantara ribuan pejabat di perusahaan BUMN tidak ada yang
menggunakan kesempatan dalam kesempitan? Menaruh keluarga atau orang
yang memberi sogok dalam daftar tenaga outsourcing?
Belum lagi
masalah kecemburuan diantara para pekerja outsourcing sendiri. Karena
mereka diangkat secara bertahap sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Kalau tidak cermat. Bagaimana kalau tiba-tiba tenaga outsourcing yang
lebih sedikit masa kerjanya diangkat lebih dahulu? Ini tentu akan
menimbulkan masalah tersendiri.
Dahlan Iskan orang yang cerdas. Sudah bisa membaca situasi yang akan terjadi. Bisa memperkirakan masalah yang akan menghadang.
Ayolah para buruh. Percayakan semuanya pada Dahlan Iskan. Saya yakin.
Walapun masalah outsourcing tidak bisa diselesaikan dalam hitungan
minggu atau bulan. Dahlan Iskan pasti tidak membutuhkan waktu sampai
sewindu seperti Kemenpan RB.
Coba diingat. Sampai sekarang
belum genap satu bulan. Sejak Dahlan Iskan berdiri di atas mobil komando
itu. Bersabarlah sedikit. Penantian anda belum seberapa dibandingkan
para honorer. Bekerja puluhan tahun dengan gaji hanya 250 ribu. Bahkan
ada yang tidak digaji sama sekali. Harus menunggu proses selama 8 tahun.
Dan sampai sekarang masih menunggu. Entah sampai kapan.
Jangan
terlalu percaya dengan mulut besar anggota dewan di komisi IX itu.
Apalagi para pengurus organisasi buruh. Keliatannya saja mereka membela.
Tapi hakekatnya menjerumuskan buruh ke jurang penderitaan. Perusahaan
bangkrut. Buruh di PHK atau minimal tidak menerima gaji.
Dan
saat itu para anggota dewan tidak peduli. Kalaupun perusahaan yang sudah
sekarat menghiba meminta PMN. Tanpa malu mereka meminta jatah. Untuk
membesarkan perut mereka yang sebenarnya memang sudah buncit.
info cikarang
GEBER BUMN
Karyawan BUMN DEMO
Masalah Outsorching BUMN. Sistem OS BUMN
Dahlan Iskan Dan Outsourching BUMN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon