Masa Orientasi Siswa (MOS) ata
Masa Orientasi sekolah (MOS)
Siswa disuruh membuat kartu nama
lengkap dengan gelar atau jabatan cita cita tertinggi mereka , selanjutnya
diberikan waktu untuk mengungkapkan cita citanya tersebut dan Menjadi bahan
masukan buat sekolah untuk mendukung cita cita para siswa baru tersebut, dan di
kliping oleh sekolah dalam buku induk untuk dijadikan motivasi setiap siswa
baik tahunana maupun menjelang akhir sekolah mereka
----------------------------------------------------------------------------------------------
Ikut meramaikan tentang MOS yang
sekarang sedang berlangsung di berbagai sekolah sebenarnya saya mengidamkan MOS
menjadi sebuah momentum pembekalan kepada siswa baru maupun yang sudah senior
yang lebih bermanfaat,
Memang tujuan awalnya MOS itu
adalah bagaimana siswa baru mengenal dunia baru mereka di lingkungan
sekolahnya, baik itu jajaaran pengajarnya, situasi kelasnya, fasilitas sekolahnya maupun kegiatan yang ada
di sekolahnya itu sendiri,
Tapi selama hidup saya saya
pernah merasakan MOS yang benar benar mengesankan sampai sekarang ketika masuk
ke sekolah tinggi namanya PSU (pelatihan Super unggul)
PSU benar benar memberikan kesan
lebih kepada saya pribadi terutama bagaimana saya mempersiapkan diri ketika
memasuki dunia pendidikan yang baru, penyajian dan susunan acara dari hari ke
hari pun ditata sedemikian rupa sehingga pada saat hari terakhir acara mencapai anti klimaksnya.
Bahwa saya ingin menjadi apa dan
akan menjadi apa setelah lulus sekolah nanti, semua harus ditulis dan dibacakan
satu persatu dan diberikan kepada teman terdekat untuk saling memberikan
masukan tentang apa yang saya tulis,
begitupula saya mengomentari teman saya tentunya dengan niat memberikan
semangat secara jujur, walau hanya bertemu baru 2 atau 3 hari.
Tulisan cita cita tidak hanya
menulis, karena dipaparkan sebelumnya bahwa potensi kelemahan dan kelebihan
masing masing harus dituliskan di hari hari sebelumnya, dan potensi yang bisa
dikembangkan di sekolah seperti apa global outputnya, tidak hanya menjadikan
visi menjadi orang yang bermanfaat tapi lebih spesifik.
Mungkin kiranya di sekolah
sekolah bisa diterapkan dan sedikit diberikan inovasi dan kreasi terhadap
kebiasaan mos yang sudah berlangsung secara turun temurun dari tahun ke tahun,
Misalnya saja , papan nama yang
digantungkan di leher para siswa baru diganti dengan kartu nama yang harus
mereka desain sendiri , lengkap dengan cita cita tertinggi yang mereka miliki,
Misal Nama Wawan tertulis dibawahnya Pengusaha
Exportir batu akik,
Atau Abdul Rochmat dengan titel Owner
Beras Organik PT. Usaha jaya terus, atau
mungkin juga misalnya Muhammad lutfi usaha sebagai Direksi pt. minat jaya,
Untuk selnjutnya mereka diberikan
kesempatan untuk mengemukakan dan menjelaskan apa yang mereka tulis, agar
menjadi motivasi secara terus menerus sampai mereka tua, kalau bisa sekolah
mengabadikan tulisannyatersebut bisa dengan foto atau dipajang dibuku induk
siswa bahwa mereka (siswa baru) mempunyai cita cita itu, selanjutanya pihak
sekolah mengevaluasi terhadap cita cita mereka agar menjadi focus ternyata
banyak siswa baru mayoritas pingin jadi pengusaha misalnya, atau ingin jadi
engineer, atau ingin jadi ustad, dari situlah sekolah berpijak disamping ada
kurikulum juga, minimal dalam muatan lokal bisa masuk.
Begitupula dengan istilah biaya
untuk mos sendiri, saya inginmnya mereka sambil belajar menjual saya yakin bisa
!!!!
Di lingkungan ciamis misalnya, hampir
setiap keluarga mempunyai gabah di rumahnya, tapi belum tentu mempunyai uang
cash berlebih, sebaiknya pihak sekolah memungut biaya mos dengan sumber daya
yang mereka miliki, ajarilah mereka menghargai bahwa sulitnya mendapatkan uang,
bawa gabah 10 kilo lebih membebani daripada membawa uang 50 ribu misalnya, tapi
mengeluarkan gabah 10 kilo jauh lebih mudah daripada mengeluarkan uang 50 ribu
untuk ukuran warga ciamis.
Atau bisa jadi mereka disuruh
membawa kelapa 4 utir untuk iuran 20 ribu, tentunya untuk siswa yang mempunyai pohon
kelapa dan untuk yang tidak punya pohon kelapa, bisa membeli dari temannya, selanjutnya
ditampung dan dijual ke pengepul, atau jangan jangan dari orang tua mereka ada
yang jadi pengepul kelapa atau beras, saya yakin lebih menarik dan lebih
memberikan pelajaran.
Ini hanya pengalaman dan harapan saya, mungkin banyak yang lebih bagus dan
lebih terarah lagi, untuk menjadikan kualitas pelajaran semakin hari semakin
bagus