Informasi MTQ Nasional XXIII

Acara Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXIII yang dilaksanakan di Bengkulu diharapkan akan menjadi syiar. Bukan hanya sebagai ajang bagi para peserta untuk meraih kemenangan semata. ``Ini bukan ajang bagi para kafilah mencapai prestise dan juara,`` kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, di Jakarta, Rabu (2/6).


MTQN XXIII ini berlangsung pada 5 hingga 12 Juni 2010. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka acara yang diikuti oleh para peserta yang berasal dari 33 provinsi. Sedangkan untuk acara penutupan MTQN rencananya akan dilakukan oleh Wakil Presiden Boediono.

Nasaruddin mengatakan, MTQN XXIII hendaknya menjadi syiar bagi umat dalam memopulerkan Alquran di tengah masyarakat dan mendorong mereka untuk lebih mendalami kitab sucinya itu. Apalagi, kata dia, para peserta termasuk kader terbaik dalam bidang Alquran.

Dengan demikian, mestinya hasil kegiatan ini berdampak positif dalam upaya menanamkan nilai Alquran. Di sisi lain, berkumpulnya para peserta dari seluruh Indonesia akan menjadi kesempatan meningkatkan silaturahim dan persatuan di antara mereka, khususnya di kalangan umat Islam.

Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Achsin Sakho Muhammad, penyelenggaraan kegiatan nasional ini harus ditekankan agar kecintaan dan semangat mengamalkan Alquran meningkat. ``Jangan pula kegiatan ini dijadikan lahan persaingan tak sehat antarpeserta. Mereka harus memiliki kejujuran.``

Dalam pandangan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Ahmad Satori Ismail, mengatakan, penyelenggaraan MTQ paling tidak telah menjadi bagian dalam proses mengenalkan Alquran pada masyarakat. Menurut dia, ini bermula sejak seleksi peserta yang bermula dari tingkat desa hingga nasional.

Menurut dia, proses seleksi telah memicu masyarakat untuk terdorong membaca Alquran. Tak hanya itu, mereka juga memacu dirinya bisa membaca dengan baik dan benar, bahkan juga memahami kandungannya. ``Melalui MTQ, masyarakat berpacu untuk mendalami Alquran,`` ujarnya.

Kondisi tersebut, kata Satori, merupakan kenyataan yang terjadi di masyarakat. Ia berharap ini akan memperluas jaringan masyarakat tertarik dengan Alquran. Ia mengakui, telah sepenuhnya efektif atau tidaknya dampak ini memang tak diketahui secara pasti. ``Perlu penelitian untuk mengungkapnya,`` katanya.

Ketua Panitia Pelaksana MTQN XXIII, Ahmad Jauhari, mengungkapkan, kegiatan ini memang bukanlah merupakan tujuan akhir. Sebab, acara yang dilakukan secara berkala ini merupakan proses mengajarkan masyarakat gemar membaca, mempelajari arti, memahami kandungan, dan mengamalkan ajaran Alquran.

Ahmad menambahkan, pada tahun ini ada 18 kategori lomba yang diikutsertakan. Paling tidak ada 1.386 peserta yang berasal dari 33 provinsi yang bersaing dalam sejumlah lomba tersebut. Jika menghitung jumlah delegasi dari setiap provinsi, mereka yang memadati arena MTQN XXIII di Bengkulu lebih banyak.

Berdatangan

Para kafilah yang akan mengikuti MTQN XXIII ini sejak Selasa (1/6) mulai berdatangan di Bengkulu. ``Mereka telah berdatangan bahkan sebelumnya sudah ada tim pendahulu yang telah tiba di Bengkulu,`` kata Kepala Biro Kesra Provinsi Bengkulu, Syaifullah, seperti dikutip kantor berita Antara


EmoticonEmoticon