Kenapa produk china bisa lebih murah?
Akhir akhir ini banyak sekali
yang mengeluh karena produksi local
turun, alasannya karena tidak bisa
bersaing harga dengan produk import terutama dari china dan Taiwan, fenomena
ini bukan hal yang baru sebenarnya karena dari dulu juga memang begitu
alasannya, apakah ini alas an klasik? Anggap saja begitu, tapi bolehkah kita
mencari tahu kenapa mereka bisa membuat produk murah tapi tidak murahan?
Saya ingin mengambil sample produk murah tapi tidak murahan menurut versi saya,
saya ingin mengambil sample perusahaan yang baru launching 2010 tapi sudah
menguasai pasar dunia bahkan sudah mencajdi top 5 menurut versi saya adalah
sebagai berikut.
1.
Cost share
Cost share yang saya maksid adalah
membebankan biaya fixed cost yang akan timbul ketika sebuah produk dibuat, xiaomi hamper tidak pernah punya pabrik untuk
merakit smartphone nya karena smuanya hanyalah cost share, bahkan sampai
assembly pun dia tidak punya, bahkan sampai gudang pun dia hampir tidak punya,
semua cost untuk masing masing bagian dia bebankan sepada mitra mereka masing
masing, xiaomi tidak punya pabrik smart chip karena mereka membeli dari
mediatex dan qualcomm, bagaimana caranya harga chip itu dengan harga murah?
Tentunya mereka harus beli secara gelondongan atau partai besar, bisa jadi
untuk 1 chip xiaomi mendapatkan diskon
40% dari harga chip dipasaran, denagn
begitu si xiaomi bisa mendapatkan produk dengan kualitas layak jual tanpa perlu modal pabrik, qc,
perizinan , resiko manajemen , kebangkrutan dan lain lain, hamper semua
komponen yang membuat smartphone xiaomi di subkonkan atau dibuat diluar
manajemen mereka, dan semua vendor
diperlakukan sama, semua minta diskon sebesar besarnya untuk menekan cost, tapi
dengan jumlah pembelian yang value nya besar. Jadilah mata rantai yang tidak
bisa dipisahkan semua pabrik sibuk dan kapasitas produksi masing masing
penyuply maksimal, jika kapasitas
produksi maksimal digunakan, secara teknis product cost pasti bisa turun,
2.
Pemerintah concern dalam hal lapangan kerja
bukan masalah politis dan formalitas
Contoh kasus adalah foxconn, tahun 2015
atau sebelumnya kita pernah mendengar tentang foxcon yang berniat dan tertarik
membuat pabrik supply smartphone di inonesia,
jika anda membaca berita internasional sekarang tulisan satire akan anda
dapatkan, bahwa politisi Indonesia lebih mementingkan pencitraan politik
pribadinya daripada benar benar
memfasilitasi para pemodal yang mau berinvestasi, sampai sekarang pun foxconn sebagai penyupply
inti smarphone mayoritas tidak pernah membuat apapun di Indonesia, padahal mayoritas smartphone
besar seperti apple, xiaomi dan yang lainnya banyak menggunakan jasa foxcon ,
jika pemerinta serius tentang lapangan pekerjaan mereka akan sepenuhnya
bersungguh sungguh agar bisa bangun pabrik, si foxconn pun tahu diri karena
basis manufaktur produk smartphone di china maka jika bangun pabrik di
Indonesia hanya akan menambah beban cost saja, belum lagi masalah perijinan,
belum masalah supply chain dengan mitra
utamanya seperti apple dan xiaomi,
Contoh kongkret seperti Epson, ketika Epson
pindah ke Indonesia seluruh komponen penunjangnya ikut berbondong bondong msuk
ke Indonesia untuk mendekatkan supply chain, agar cost bisa ditekan, mayoritas para penanam modal akan menjelimet
dengan perijinan yang ada dan peraturan tentang perijinan itu sendiri, karena
semua itu akan dibebankan kepada manufacturing cost, semakin menjelimet semakin
mahal manufacturing costnya.
3.
Margin tipis, value besar
Ketika mereka membuat brand baru mereka sadar
mereka akan bertempur dengan brand yang
sedang menguasai pasar, Apple, Samsung, Lenovo, blackberry bagaimana caranya
mereka bisa mengambil pasar, ya salah
satunya dengan sfesifikasi yang sama bahkan harus lebih meskipun sedikit tapi
dengan harga yang jauh lebih murah 20% 30% atau 40% lebih murah, bagaimana caranya ya tadi itu sesuadah semua
vendor bisa diminta cost lebih murah 40% maka otomatis nilai jual akan turun
sebanyak itu. Dan produk mereka pun laku keras, meskipun mungkin secara margin
mereka hamper nol, pernah say abaca margin per pcs hp xiaomi tidak lebih dari
5%, sedangkan untuk bran lain mungkin bisa diatas 20% ,
Mereka berfikir, mending 5% dari 3 trilyun
atau 3% dari 20 % milyar , dalam dunia marketing ketika value seperti besar
makan brand akan naik naik dan naik,
sementara pesaing akan ribut cost down dan saling menyalahkan antar
bagian, kenapa sales tidak sesuai target, kenapa produc cost mahal, kenapa
pekerja minta naik gaji terus, kenap program cost down gagal.
4.
Mereka tunduk sama uang bukan sama tuhan apalagi
pemerintah
Perusahaan buakan manusia, mereka mungkin
tidak mengenal dosa dan tidak akan masuk surgea dan neraka apalagi mereka tidak
mengenal tuhan untuk para menejemennya, yasudah tuhan yang harus mereka ikuti
dan patuh sama ketentuang uang. Walaupun saya jelaskan tidak semuanya ,
Missal . jika disebuah Negara ada peraturan
tkdn 20%, mereka percaya bahwa produk mereka costnya harus naik 20%
minimum, belum lagi harga ini itu nya,
belum lagi jika tertahan dipelabuhan, costnya akan semakin bengkak, caranya
bagimana? Yasudah jadi barang illegal saja, lalu siapa yang berani mengambil
resiko? Si xiaomi atau siapa? Bukaan yang mau ngambil resiko adalah broker
broker yang paham tentang resiko barang selundupan, dari mulai oknum bea cukai, oknum aparat, oknum oknum yang
lainnya yang beredar di sebuah wilayah, maka jangan salah jika kita mendengar
ada ribuan ponsel atau ada beberapa container ditangkap gara gara produk
illegal, tinggal ketik barang selundupan di google maka akan keluar hasilnya,
selanjutnya jika ketangkap bagaimana? Ya elaah mereka sudah tahu prosedur
pembebasannya kelees.
5. Pangkas lajur
Jika sebuah barang sampai kepada konsumen
semakin banyak jalurnya maka akan meningkatkan harga, taruh saja setiap satu
tangan mengambil untuk 3%, dan sudah sampai 5 tangan perantara sampai konsumen,
jelas 3% ini bisa jadi 15%, bahkan sampai17% atau lebih dari harga yang mereka
inginkan di customer, caranya bagimana? Mereka mencari Bandar besar untuk bisa
menjual dalam jumlah besar pula, dan dinegara yang penduduknya banyak seperti Indonesia, india ,
china, amerika terbukti mereka bisa langsung bisa menjual produk puluhan ribu
dalam satu moment dan menutup produk lain untuk menjadikan pilihannya minimal
untuk periode 6 bulan.
bersambung
saeful
EmoticonEmoticon