Diduga Aniaya Mahasiswa UPH, Pilot Lion Air Dipolisikan

Jakarta - Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH), Bernard (20) terlibat keributan dengan sekuriti dan pilot Lion Air Kapten Ivan Setiawan. Atas keributan itu, Bernard melaporkan sang pilot ke Polres Sidoarjo. Bernard mengaku dianiaya pilot dan mengalami luka di rusuk dan pembengkakan di tulang rawan.

"Rusuk saya luka, tulang rawan bengkak infeksi. Hasil visum semuanya sudah ada. Saya gugat pemukulan terhadap saya. Sudah saya laporkan ke Polres Sidoarjo dan sudah BAP," kata Bernard saat dihubungi detikcom, Rabu (7/12/2011).

Bernard bercerita pada Sabtu (3/11) dirinya berada di Surabaya. Mahasiswa jurusan hukum ini tengah mengikuti ajang balap mobil di Makodam, Surabaya, Jawa Timur. Minggu (4/11), Bernard hendak balik ke Jakarta, tempat tinggalnya.

"Hari Minggunya saya mau balik ke Jakarta. Orang tua saya juga datang ke Surabaya mau nonton saya. Tapi pulangnya sama yang lain," ujarnya.

Bernard lalu pulang ke Jakarta bersama manajer dan beberapa orang temannya dengan menumpangi pesawat Lion Air JT 0575. Pesawat direncanakan akan berangkat pukul 12.35 WIB. Saat hendak menaiki pesawat, Bernard sempat menelpon orang tuanya untuk menanyakan siapa yang akan menjemputnya setelah sampai di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Karena hari Minggu itu saya ikut kontes lagi di JCC, Senayan. Saya teleponan dengan mama," jelasnya.

Ketika hendak memasuki pesawat, lanjut Bernard, seorang pramugari menegur Bernard. Bernard diminta agar tidak menggunakan telepon seluler karena pesawat sedang mengisi bahan bakar.

"Kata dia, 'Mas kalau mau telepon di luar saja'. Habis itu saya matikan. Saya duduk ke belakang. Sambil jalan ngobrol sama teman saya," ucapnya.

Tak berapa lama, seorang sekuriti mendatangi Bernard. Sekuriti meminta waktu sebentar ke depan pesawat untuk berbicara. Bernard pun mengamini permintaan sekuriti. Setelah sampai di depan pesawat, sekuriti bertanya kepada Bernard mengenai apa yang telah ia ucapkan kepada pramugari tadi.

"Pramugari itu panggil sekuriti. Mas tadi ngomong apa, kata security tanya ke saya. Loh saya bilang apa. Security itu nyeret tangan saya dan bilang ngomong di luar saja. Saya bilang saya nggak mau dipegang bisa jalan sendiri. Akhirnya dorong-dorongan," ungkapnya.

Melihat itu, manajer Bernard pun datang dan berusaha menenangkan situasi. Manajer menyuruh Bernard agar kembali duduk di kursinya. Manajer kemudian berbicara di luar pesawat dengan sekuriti tersebut. Tiba-tiba Kapten Ivan mendatangi kursi Bernard.

Menurut Bernard, pilot tersebut mengatakan tidak akan memberangkatkan penumpang sebelum Bernard turun dari pesawat. Bernard dinilai membahayakan 200-an penumpang lainnya.

"Kamu turun dari pesawat atau saya yang turun. Kata pilot itu. Manajer saya datang dan nanya alasannya apa. Saya diminta duduk di depan. Karena saya mau ikut kontes di JCC itu, saya ikut saja," imbuhnya.

Karena lorong jalan pesawat sempit, tambah Bernard, pilot tersebut jalan di depan Bernard. Pilot itu merasa Bernard melakukan pemukulan terhadap dirinya.

"Pas saya mau berdiri kan jalannya kecil gitu, terus dia berbalik bilang, kamu masih kecil sudah berani mukul. Lah lorongnya kecil. Saya nggak ada mukul dia," kata Bernard.

Keributan pun terjadi. Bernard berusaha membela diri. Sedangkan pilot tersebut masih merasa dipukul Bernard. Pilot tersebut kemudian mencekik Bernard dan menyuruh turun dari pesawat. Bernard dan manajernya pun dikeluarkan.

"Saya turun dengan manajer saya. Saya dipaksa. Dia terus berangkatkan pesawat. Saya ditinggalkan dan nggak ada tanggung jawab apapun dari pihak Lion," tuturnya.
(gus/vit)


View the original article here


EmoticonEmoticon